12 December 2019
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Belajar dari Anak-Anak

Donnie Weda Dharmawan by Donnie Weda Dharmawan
June 23, 2019
in Esai
76
SHARES

Umur yang kian bertambah seakan membuat hidup semakin kompleks. Terlebih lagi dengan berbagai tuntutan kehidupan, kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, urusan pekerjaan dan belum lagi bagi yang sudah berkeluarga. Stres itu yang kadang dihadapi dan membuat kita tidak bisa menikmati hidup.

Masih ingatkah kalian dengan masa anak-anak kalian dulu? Saat kalian hanya tahu berebut mainan dengan teman tanpa memikirkan berbagai macam lini kehidupan? Masih kah kalian bisa membayangkan bagaimana kita dulu bahagia tanpa memikirkan esok hari?

Ingatan-ingatan itu serasa berurai ketika saya bekerja dengan anak-anak dan terlibat lagi dalam project sosial bersama anak-anak. Dari anak-anak kita belajar. Kita bisa belajar banyak hal tentang kehidupan. Saya akan mencoba mendeskripsikan bagaimana saya belajar dari anak-anak dan dari apa yang saya pelajari, saya berusaha memperbaiki diri.

Pertama, anak-anak secara tidak sengaja mengajarkan kita tentang ke “orginalan” diri. Tentang keaslian diri dan tidak mengikuti gaya orang lain. Anak-anak bebas dengan dirinya, tidak terbelenggu dan terjerat dalam pikiran buruk orang lain terhadap diri kita. Saya memahaminya ketika waktu kuliah saya ikut salah satu komunitas yang bergerak membantu anak-anak terpencil.

Di sana saya melihat bahwa keotentikan diri itu penting. Kamu berharga. Kamu berbeda. Tidak apa-apa berbeda. Dari sana saya belajar mencari keaslian diri saya. Diri saya yang otentik, yang asli dan murni. Merenung. Itulah yang saya lakukan. Kemudian sesekali saya bilang ketika bercermin, “Tugasmu bukan untuk meniru orang lain. Tapi yang harus kamu lakukan adalah tetap menjadi dirimu sendiri yang sejati dengan kelebihan dan kekuranganmu dan bertumbuh menjadi versi terbaikmu setiap hari”.

Kedua, anak-anak mengajarkan kepada kita untuk tetap bersikap baik sekalipun kepada teman yang tidak kita sukai atau yang membicarakan kita. Bersikap baik tidak sulit tetapi jalannya berliku dan naik turun tetapi harus tetap dilakukan. Lihatlah anak-anak tidak pernah membeda-bedakan temannya ketika bermain. Mereka bermain dengan siapa saja, tanpa membedakan paras, kedudukan, dan uang. Saya melakukan hal ini dalam diri saya dengan belajar untuk mengontrol pikiran saya dan tidak terjebak pada pikiran buruk orang lain terhadap diri saya. Kita sebagai manusia tidak bisa menyenangkan semua orang.

Ketiga, anak-anak mengajarkan tentang kesederhanaan dan penerimaan diri. Kesederhanaan itu terpancar ketika orang tua membelikan baju apapun ke saya, saya pasti menerimanya. Tidak ada gengsi, takut kelihatan jelek dan pikiran-pikiran lain. Saya mencoba mengimplementasikannya dalam hidup dengan selalu bersikap biasa aja dan mencoba mengurangi kadar gengsi dalam hidup saya.

Ketika saya melihat teman teman saya di season liburan ini pergi ke luar negeri, liburan ke suatu tempat yang mahal, memang ada perasaan-perasaan lo kok aku ga bisa ya? Tetapi lambat laun saya belajar bahwa semua ada massa dan waktunya. Apabila kita terus membandingkan hidup kita dengan orang lain, maka itu akan mengurangi rasa syukur kita terhadap hidup. Belajarlah merubah fokus dalam hidup. Fokus pada apa yang kamu punya bukan apa yang kamu belum miliki.

Selamat belajar dari anak-anak. Belajar tentang kehidupan bukan saja dari anak-anak. Setiap orang, setiap tempat dan setiap waktu adalah proses belajar. Karena hidup adalah universitas yang sesungguhnya, begitu pesan bapak saya kala itu. [T]

Tags: anak-anakkehidupanPendidikan
Donnie Weda Dharmawan

Donnie Weda Dharmawan

Seorang pembelajar kehidupan, menyukai anak anak dan bekerja di sekolah internasional. Penyuka jalan jalan dan makan. Lulusan PGSD dan bercita-cita menjadi dosen.

Please login to join discussion

MEDIA SOSIAL

  • 3k Fans
  • 41 Followers
  • 1.4k Followers

ADVERTISEMENT

tatkala.co

tatkala.co

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
One of the works of the Undiksha Fine Arts Student Exhibition May 7, 2018 (Picture by Mursal Buyung)
Poetry

Poems by Devy Gita : Out of Nowhere, A Second Then Good Bye

OUT OF NOWHERE Out of nowhere No one to be known Nothing to be shown Guilt to be blown Out...

by Devy Gita
September 8, 2019

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Senjakala

by Satria Aditya
December 7, 2019
Opini

Wajah Lalu Lintas adalah Wajah Kita – Curhat Pengendara Jantungan

PERJALANAN menuju tempat kerja sejauh 17 kilometer, tiap hari, pulang dan pergi, sangat melelahkan bagi saya, baik secara fisik maupun ...

February 2, 2018
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Penyelamat Bapak

Cerpen: Oktaria Asmarani SETIAP pukul setengah lima pagi, bapak selalu keluar rumah lewat pintu samping. Ia hendak sembahyang. Agak aneh ...

February 2, 2018
Penulis gembira dalam acara Gietman Mountain Bike 2019 (Foto-foto Istimewa)
Khas

Gietman Mountain Bike 2019: Jelajahi Hijau Alam Selemadeg & Betapa Ramah Petaninya

Waktu menunjukkan pukul 6.30 ketika saya hadir di banjar itu. Masih pagi. Beberapa lampu di depan rumah penduduk masih kelihatan ...

April 22, 2019
Foto-foto: Riki Dhamparan Putra
Khas

Seribu Tahun Warisan Budaya Pali (1): Bumi Ayu, Situs Hindu Terbesar di Sumatra

KABUPATEN Pali (Penukal Abab Lematang Ilir), Sumsel, baru berusia tiga tahun pada bulan April 2017 mendatang. Namun warisan fisik  peradabannya ...

February 2, 2018
Ilustrasi: Google
Cerpen

Garis Waktu

 (Jatuh Cinta Sendirian) Teruntuk pembaca, aku tak tahu harus menulis di mana lagi. Cerita tentang kami seolah tak pernah habis. ...

March 17, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Kunjungan siswa sekolah dasar ke ART BALI [Foto: Art Bali]
Kilas

Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 – “Speculative Memories”

by tatkala
December 6, 2019

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Lungsir Petak dan Anwam Siwi

by IGA Darma Putra
December 10, 2019

POPULER

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Semester 7, Masa Tua Mahasiswa, Masa-masa Menakutkan…

February 2, 2018
Danjen Kopassus Mayjen TNI Nyoman Cantiasa dan bapaknya Sastrawan Nengah Tinggen (Foto:Ist)

Cantiasa jadi Danjen Kopassus – Mari Ingat Bapaknya; Sastrawan Nengah Tinggen

January 27, 2019
tatkala.co

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (51) Cerpen (116) Esai (831) Essay (3) Features (3) Fiction (2) Fiksi (2) Khas (229) Kiat (16) Kilas (130) Opini (412) Peristiwa (81) Perjalanan (34) Persona (6) Poetry (2) Puisi (74) Ulasan (257)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In