10 December 2019
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Satu Juni & Misteri Waktu

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
June 1, 2019
in Esai
202
SHARES


“… aku Mahakala… Aku waktu, aku kehidupan dan kematian…”, demikianlah penggalan wejangan Krishna kepada Arjuna yang masih ragu-ragu di medan perang Kurusetra.

Medan perang bukanlah tempat yang tepat untuk bimbang. Kebimbangan adalah kekalahan itu sendiri. Dan kemenangan bukanlah saat tubuh musuh binasa, ditinggalkan jiwanya yang tak lagi suka. Kemenangan adalah, saat seorang prajurit menerjang musuh tanpa setitik pun keraguan menodai jiwanya, setulus pasukan kamikaze. Sebuah passion!

Waktu, ia tentu saja telah dilecehkan oleh satu kebimbangan dan keragu-raguan. Sebab ia bergerak lurus ke depan bahkan tanpa rasa belas kasihan sedikit pun. Ia, mendatangkan kematian, musibah, namun juga detik-detik indah pernikahan atau kelahiran. Jika setiap hal ditentukan oleh waktu, maka ialah Tuhan itu, Sang Maha Penentu. Patutlah kita harus pahami sabda Krishna di senja yang penuh dengan kematian itu. Seperti halnya Tuhan yang tak pernah lebih atau kurang, yang abadi di mana dan kapan saja, maka untaian waktu pun seharusnya takkan pernah berbeda nilai dan maknanya. Ia bebas dari keragu-raguan, dari pujian, dari laknat atau pun belas kasihan, terus melaju ke depan, bergeming.

Itulah kenapa seharusnya 1 Juni, 31 Desember atau 21 April, itu semua sama saja. Ia sebuah keniscayaan dalam hukum fisika jagat raya. Sebatas itu. Umat manusialah yang kemudian memberinya segala makna dan hakikat.

Lalu ia dapat memberi keceriaan hari lahir, semangat heroisme kemerdekaan, momentum inspiratif kesetaraan, namun juga ingatan kebencian yang mengintai menghancurkan. Manusia adalah mahluk simbolis. Mereka bahkan dapat menyematkan simbol-simbol imajiner yang sedemikian kuat pada untaian waktu yang sesungguhnya tak terlihat, seperti halnya seakan-akan mampu memberi identitas pada pikiran-pikiran yang tersembunyi.

Di situlah kemudian manusia punya sebuah peluang dan panggung. Berbaik-baik dengan waktu adalah bersekutu dengan Sang Penentu. Jika waktu adalah Tuhan, maka memberi rasa hormat dan dedikasi adalah ibadah tanpa kuil dan ritual.

Ia begitu mudah, begitu sederhana. Menyadari setiap detik adalah peluang, tiada lain dan tiada bukan itu adalah sikap takwa. Risau, entah kapan waktu kita akan berakhir, adalah kerendahan hati dan mawas diri. Tak perlu diragukan lagi, Ia selalu bersama kita melaju ke arah yang sama. Yang tertinggal cukuplah sekilas romantika.

Berbaik-baik dengan waktu, ia akan mengabadikan manusia pada sebuah karya yang diberkati. Bukanlah karena pembawaan sejati kala itu sendiri. Melainkan berkat kecakapan dan kebijaksanaan dari pikiran dan tangan manusia yang mengagumkan.

Begitulah tanggal 1 Juni ini, selamanya akan dihormati, setidaknya oleh bangsa Indonesia yang jamak dan tersebar ini. Ir Sukarno, pendiri bangsa dan negara ini, berkat intuisiya yang tajam, kepekaan visionernya dan kehangatan jiwa pluralismenya telah mempersembahkan Pancasila yang selalu hidup. Azas dan falsafah yang menjaga roh bangsa ini dan membuat dunia terpukau. Merangkul lima agama dan sederet aliran kepercayaan, ribuan pulau, ratusan suku bangsa dan bahasa, juga puluhan partai politik, Pancasila selalu mengingatkan anak-anak bangsa ini akan satu persatuan yang bersahaja geraknya namun maha agung hakikatnya.

Pun 17 Agustus, mahakarya lainnya bersama seluruh anak bangsa di masa revolusi yang selalu meninggalkan haru dalam perasaan dan detak jantung heroisme menggebrak-gebrak. Tetes air mata yang tak kuasa kita bendung saat Sang Dwi Warna dikibarkan dan lagu kebangsaan Indonesia Raya membelah langit. Tanpa aksi yang gagah berani dan dedikasi yang sempurna untuk seluruh rakyat, bangsa dan negara, 17 Agustus akan lewat begitu saja bagai desiran angin yang kering di gurun pasir yang luas dan sepi. Begitulah setiap detik waktu berlalu di sana, cuma akan berlalu.

Waktu, juga ruang, akan selalu begitu. Senyap namun senantiasa terbuka untuk setiap kecemerlangan buah pikiran dan gerak tubuh kita. Ia, dapat saja menjadi satu peringatan kelam menghitam dari segala dendam dan kebencian seperti 30 September, atau ia selalu diperingati dalam rasa hormat yang sedemikian membanggakan layaknya 1 Juni. Dapat saja, kita juga lahir pada tanggal 1 Juni ini, namun ia tak pernah membawa apapun, sampai kita mengukir sebuah kecemerlangan.

PANCASILA

  1. Ketuhanan yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebjaksanaan dalam                                                               Permusyawaratan/Perwakilan
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Tags: Bung KarnopancasilaperayaanSoekarno
Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter yang bertugas di RSUD Buleleng. Penulis buku "Merayakan Ingatan" (Mahima 2019)

Please login to join discussion

MEDIA SOSIAL

  • 3k Fans
  • 41 Followers
  • 1.3k Followers

ADVERTISEMENT

tatkala.co

tatkala.co

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
One of the works of the Undiksha Fine Arts Student Exhibition May 7, 2018 (Picture by Mursal Buyung)
Poetry

Poems by Devy Gita : Out of Nowhere, A Second Then Good Bye

OUT OF NOWHERE Out of nowhere No one to be known Nothing to be shown Guilt to be blown Out...

by Devy Gita
September 8, 2019

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Senjakala

by Satria Aditya
December 7, 2019
Ilustrasi diolah dari lukisan IB Pandit Parastu
Cerpen

Berita Pagi

Cerpen Agus Darmita Wirawan Lelaki itu tampak dalam kecemasan. Pagi itu ia duduk di beranda ditemani secangkir kopi kental manis ...

April 7, 2019
Kelompok pemusik Baisho-kai di PKB 2019 (Foto Widnyana Sudibya)
Kilas

Musik Jepang di Telinga Penonton Bali

Kelompok-kelompok seniman dari Jepang, baik tari maupun musik, cukup rajin bermain dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) di Bali dan hampir ...

June 17, 2019
Esai

Kota, Cinta, Spiritualisme, dan Lain-lain…..

“Dua Kota Dua Ingatan” adalah buku kumpulan puisi kedua saya setelah buku kumpulan puisi perdana “Catatan Pulang” terbit pada Januari ...

August 29, 2019
Pameran karya Nyoman Erawan, November 2017, Bentara Budaya Bali
Puisi

Puisi-puisi Tuti Dirgha# Luh, Topeng, Tuak

LUH Dados anak luh. Wantah nenten aluh. Saking bobotan,  embas, kayatnain,  kaupakarain, yadiastu nanin prabea ngunuh-ngunuh Risampune anom.Uning masesenengan. Tan ...

March 2, 2019
Opini

Jika PPDB Zonasi, Jangan-jangan Jodoh juga Zonasi?

Pada saat liburan ini secara tidak sengaja saya membuka laman instagram kementrian pendidikan dan kebudayaan melalui alamat @kemdikbud.ri. Postinganya sederhana ...

June 25, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Kunjungan siswa sekolah dasar ke ART BALI [Foto: Art Bali]
Kilas

Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 – “Speculative Memories”

by tatkala
December 6, 2019

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Lungsir Petak dan Anwam Siwi

by IGA Darma Putra
December 10, 2019

POPULER

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Semester 7, Masa Tua Mahasiswa, Masa-masa Menakutkan…

February 2, 2018
Danjen Kopassus Mayjen TNI Nyoman Cantiasa dan bapaknya Sastrawan Nengah Tinggen (Foto:Ist)

Cantiasa jadi Danjen Kopassus – Mari Ingat Bapaknya; Sastrawan Nengah Tinggen

January 27, 2019
tatkala.co

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (51) Cerpen (116) Esai (831) Essay (3) Features (3) Fiction (2) Fiksi (2) Khas (229) Kiat (16) Kilas (130) Opini (412) Peristiwa (81) Perjalanan (34) Persona (6) Poetry (2) Puisi (74) Ulasan (257)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In