10 December 2019
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Tentang Kesaktian dan Kelemahan

IGA Darma Putra by IGA Darma Putra
May 21, 2019
in Esai
28
SHARES

Sakti itu bisa terbang tanpa naik pesawat terbang.

Sakti itu bisa berjalan di atas padi yang sedang berbuah, tanpa merusaknya. Sakti itu bisa berubah menjadi kilat atau petir yang menyambar-nyambar. Sakti itu bisa juga jadi api membara yang terbang, lalu turun di gegumuk tengah kuburan. Ada juga orang sakti yang bisa meneropong jauh ke masa depan atau tembus ke langit tujuh jauh ke masa lalu. Super keren kan?

Kata orang kebanyakan, beda dengan kata sumber shastra. Nah, menurut beberapa sumber, ada satu kesimpulan tentang kesaktian. Sakti itu adalah saat pikiran bisa mengetahui segalanya, dan tubuh bisa mengerjakan semuanya. Sederhananya sakti adalah ketika dipahami segala yang dipikirkan, berhasil segala yang dikerjakan.

Selain itu, ada lagi pengertian lain tentang kesaktian. Menurut ajaran agama, sakti itu adalah wanita. Penjelasannya begini. Di sekolah dasar dulu, saya diajarkan tentang tiga Dewa yang memiliki tugas penting. Masing-masing Dewa memiliki tugasnya sendiri. Tiga dewa itu adalah Brahma, Wisnu dan Siwa.

Tugas Brahma adalah mencipta. Tugas Wisnu memelihara. Tugas Siwa adalah melebur segala yang diciptakan Brahma dan segala yang dipelihara Wisnu. Untuk menyukseskan tugas-tugas itu, maka tiap Dewa ditemani oleh istrinya. Istri Brahma adalah Saraswati. Istri Wisnu adalah Sri. Istri Siwa adalah Uma. Sebutan lain untuk ketiga istri Dewa itu adalah Sakti.

Saraswati penguasa pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah kekuatan untuk menciptakan. Sri adalah Dewi Kemakmuran. Kemakmuran bisa diterjemahkan menjadi kehidupan, ciri-cirinya cukup makan dan minum, sehat, dan memiliki harta. Agar bisa makan dan minum, orang mesti bekerja. Pekerjaan dalam bahasa Bali lumbrah adalah swagina. Ada banyak teks tentang swagina. Contohnya adalah Dharma Pamaculan, Dharmaning Undagi, dan lain-lain.

Agar hidup lebih berguna, maka tubuh harus sehat. Untuk sehat diperlukanlah beragam jenis obat bagi yang sakit. Teks yang bisa dibaca adalah Usadha. Agar punya harta orang harus bekerja. Tapi barangkali juga harus dilengkapi dengan doa. Maka ada beberapa teks yang disebut Pangundang Merta yang isinya adalah doa-doa agar diberikan kemakmuran. Itulah kekuatan Sri sebagai pemelihara kehidupan.

Uma sebagai sakti Siwa, tugasnya adalah melebur. Biasanya kalau sudah bicara tentang peleburan, Uma disebut juga dengan Durga. Padahal Uma sendiri adalah Dewi yang menganugerahkan kepada manusia tentang tata upacara kematian pada zaman Kali. Apa itu zaman Kali? Silahkan dicari tahu sendiri. Kita pasti punya semiliar juta cara untuk mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Anugerah Dewi Uma itu dikumpulkan dalam teks berjudul Uma Tattwa.

Uma atau Durga sering dibayangkan sebagai sosok menyeramkan dan ada di kuburan. Kuburan dalam pikiran manusia-manusia pendahulu yang menulis banyak teks tentang kematian bukanlah tempat menyeramkan. Tapi sebuah lapangan yang dipenuhi dengan semerbak aroma harum. Apanya yang menyeramkan dari tempat yang dipenuhi aroma harum? Kan kita sendiri seringkali mengadakan yang harum-harum itu.

Tapi menurut penuturan seseorang, jika ada aroma harum datang tiba-tiba entah darimana, kita musti lebih waspada. Waspadalah kepada aroma harum itu, bukan kepada yang busuk!

Itu dia tugas tiga Dewi yang disebut Saktinya para Dewa. Di antara ketiganya, ada dua yang sering dibicarakan. Mereka adalah Saraswati dan Uma atau Durga. Saraswati bagi orang kebanyakan digambarkan sebagai sosok cantik. Sedangkan Durga bersosok menyeramkan.

Bagi orang yang membolak-balikkan pikiran, justru Saraswatilah yang seram karena ia adalah dewinya aksara-aksara. Bayangkan betapa menyeramkannya aksara-aksara yang ditumpuk-tumpuk menjadi rerajahan. Bagi yang tidak bisa membaca, satu aksara saja sudah cukup menyeramkan. Durga disebutnya dewi yang penuh kasih sayang dan pemurah. Konon Sutasoma diberikan anugerah bernama Mahahredayadharani oleh Durga. Pokoknya, Durga itu yang penyayang!

Satu dewi yang jarang dibicarakan adalah Sri yang kekuatannya adalah memelihara kehidupan kita sekarang. Mungkin memang kecenderungan manusia lebih senang membicarakan kelahirannya di masa lalu, dan kematiannya di masa depan dari pada merenungkan perilakunya semasa hidup sekarang. 

Orang Bali juga banyak yang begini. Ada banyak upacara ketika akan dan baru lahir. Apalagi upacara kematian, lebih banyak lagi. Semasa hidup juga banyak upacara, tapi tidak banyak yang mengasihi sesamanya. Apalagi mengasihi sawah-sawah yang konon jadi palinggih Sri. Dewi Sri [Dewi Kemakmuran itu], dengan upacara sederhana kita muliakan lalu pindahkan sambil tersenyum melalui upacara ngingsirang batari Sri.

Upacara adalah jawaban dari segala hal mistis yang diyakini bisa mempengaruhi kehidupan. Tentu ada banyak latar belakang kenapa demikian. Jadi mari kita tersenyum dan mengaku, kita adalah salah satu pelaku yang hanya merasa menjadi korban perubahan.

Saya tidak ingin menyinggung yang disebut-sebut sistem Kapital oleh orang-orang pintar. Konon sistem itulah yang menjadi salah satu sutradara di balik drama perubahan yang diperankan manusia. Saya pun tidak mengerti apa yang dimaksud dengan sistem itu, meski sedikit hasil bacaan dari buku How The World Works dari Noam Chomsky bisa memberikan gambaran. Begitulah, saya ini Cangak yang ogah-ogahan.

Dari pembicaraan kita tentang tiga Dewa dan pasangannya, kita diberitahu bahwa di balik aktor hebat bernama Dewa, ada kekuatan Dewi yang mendukungnya. Jadi jika kita melihat seseorang yang super power atau banyak orang yang menjadi people power, kita juga harus melihat kekuatan macam apa yang menggerakkan di belakangnya. Biasanya kekuatan itu ada tapi tidak kita lihat. Kita tidak melihat, karena kita jarang melatih pengelihatan. Melatih pengelihatan juga cara untuk melatih kesaktian.

Memang ada banyak jenis kesaktian menurut deskripsi pada paragraf di awal. Kalau kesaktian itu saya jelaskan satu persatu, sepertinya Cangak kali ini haruslah sangat panjang. Jadi saya putuskan untuk tidak lagi meneruskannya. Soalnya, kita sudah sama-sama tahu dan sama-sama punya pengertian tentang kesaktian. Beda orang, beda pula pengertian. Pengertian dibentuk berdasarkan pengetahuan. Saya tidak mau memaksakan satu pengertian kesaktian kepada banyak orang. Itu tidak baik. Karena itulah, saya menyerahkan sepenuhnya kepada sodara-sodara tentang pengertian sakti.

Sebagaimana sodara-sodara, saya juga punya pengertian yang berbeda tentang kesaktian. Bagi seekor Cangak yang jujur seperti saya ini, sakti itu ketika “dia” menatapmu lembut lalu tanpa diduga kau sudah terperangkap jauh sekali di dasar kawah cinta paling dalam dan tidak tertolong.

Bayangkan kekuatan macam apa yang mampu membuat seseorang tiba-tiba terperosok sedemikian dalam. Tatapan lembut itu kekuatan? Ya tentu saja! Kekuatan itu tidak hanya berasal dari kekerasan, tapi juga kelembutan. Kekuatan itulah yang kita sebut power. Power itu yang menghidupkan seperti Saraswati, power itu juga yang mematikan seperti Uma, dan power itu juga yang menjaga seperti Sri.

Letak power itu bisa dimana-mana. Bagi lelipan kekuatan racunnya ada di kepala. Bagi ular berbisa, kekuatannya ada pada giginya. Bagi seekor kalajengking, kekuatan racunnya ada pada ekornya. Sedangkan bagi orang yang bertabiat buruk, setiap bagian tubuhnya adalah racun mematikan. Di balik itu semua, ada satu rumus warisan para tetua-tetua tentang kekuatan. Menurut rumusnya, “kekuatan adalah kelemahan! [T]


CANGAK YANG LAIN:

  • Swastyastu, Nama Saya Cangak
  • Pemimpin dan Pandita
  • Aturan Mati
  • Muka Gua
  • Siapa yang Tahu?
  • Panduan Nyepi ala Cangak
  • Kembali
  • Yang Kita Cari Adalah Hening
  • Siang Malam Berpikir Sendiri
  • Teman Tidak Makan Teman
  • Menerima Tanpa Terlena
  • Perlindungan
  • Pesta Dansa
  • Ingatan yang Coba Kita Lupakan
Tags: Dewi Saraswatikehidupankekuasaanrenungan
IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Please login to join discussion

MEDIA SOSIAL

  • 3k Fans
  • 41 Followers
  • 1.3k Followers

ADVERTISEMENT

tatkala.co

tatkala.co

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
One of the works of the Undiksha Fine Arts Student Exhibition May 7, 2018 (Picture by Mursal Buyung)
Poetry

Poems by Devy Gita : Out of Nowhere, A Second Then Good Bye

OUT OF NOWHERE Out of nowhere No one to be known Nothing to be shown Guilt to be blown Out...

by Devy Gita
September 8, 2019

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Senjakala

by Satria Aditya
December 7, 2019
Sumber foto FB/Gede Kresna
Esai

Rahasia Waras Leluhur Bali: Berdoa & Tanam Pohon – Catatan Harian Sugi Lanus

Leluhur Bali itu keren dan romantis: Tanpa banyak cingcong berteori tentang pelestarian lingkungan dll, mereka mewariskan doa-doa dan pujian pada ...

January 24, 2019
Bagian lukisan Nyoman Erawan, END OF YEAR DIALOGUE#Desember#2015.
Puisi

Ferry Fansuri# Maukah Kau Cangkokkan Syaraf Gembira itu di Otakku?

LIDAHKU SENJATAKU Lidahku ini konon penyambung luka Lidahku ini rumor penggerak massa Lidahku ibarat pisau yang menghujam Lidahku itu yang ...

February 2, 2018
Dua perupa Nyoman Gede Darmawan (Kuek) dan Nyoman Suarnata secara bersama menggelar pemeran yang bertajuk Fantasi, di Restu Bumi Gallery, Ubud, Gianyar
Khas

Kuek dan Suarnata Berfantasi di Restu Bumi Gallery Ubud

Dua perupa Nyoman Gede Darmawan (Kuek) dan Nyoman Suarnata secara bersama menggelar pemeran yang bertajuk Fantasi, di Restu Bumi Gallery, ...

January 21, 2019
Lukisan Nyoman Erawan
Puisi

Iwan Setiawan# Laila O Laila, Kita Masih Sepasang Bocah

LAILA O LAILA di kota kecil dekat kebun anggur yang ranum kutumbuhi jendela-jendela angin untuk menghambur di segala sisi, airmata ...

February 2, 2018
Foto: Edo Hary Purnawan/Nirawana TV
Opini

Pancasila, Keberagaman dan Toleransi – Catatan Usai Seminar di Undiksha

  “Hanya di Bali orang muslim sholat idul Fitri dan Idul Adha yang jaga pecalang dari orang Hindu. Hanya di ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Kunjungan siswa sekolah dasar ke ART BALI [Foto: Art Bali]
Kilas

Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 – “Speculative Memories”

by tatkala
December 6, 2019

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Lungsir Petak dan Anwam Siwi

by IGA Darma Putra
December 10, 2019

POPULER

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Semester 7, Masa Tua Mahasiswa, Masa-masa Menakutkan…

February 2, 2018
Danjen Kopassus Mayjen TNI Nyoman Cantiasa dan bapaknya Sastrawan Nengah Tinggen (Foto:Ist)

Cantiasa jadi Danjen Kopassus – Mari Ingat Bapaknya; Sastrawan Nengah Tinggen

January 27, 2019
tatkala.co

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (51) Cerpen (116) Esai (831) Essay (3) Features (3) Fiction (2) Fiksi (2) Khas (229) Kiat (16) Kilas (130) Opini (412) Peristiwa (81) Perjalanan (34) Persona (6) Poetry (2) Puisi (74) Ulasan (257)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In