7 December 2019
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Persona
Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A bersiap pentas monolog

Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A bersiap pentas monolog

Menu Hidup Ikhlas Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A – Catatan 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah

Kadek Sonia Piscayanti by Kadek Sonia Piscayanti
December 21, 2018
in Persona
882
SHARES

Jika anda mendengar nama Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A apa yang terlintas di benak anda?

Seorang profesor yang tegas, galak, atau penuh kasih dan toleran? Atau anda telah mendengar kisahnya? Atau melihat perjuangannya? Atau pernah menyangsikannya? Atau pernah menganggapnya biasa-biasa saja?

Jawabannya ada di pentas ke 11 dari projek “Monolog 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah” yang dipentaskan Jumat 21 Desember 2018.

Siapa sesungguhnya seorang ibu yang bergelar profesor ini. Sejenak mari kita letakkan gelar di tempat yang semestinya, karena sebagai ibu, tentulah gelar profesor saja tak cukup. Seorang ibu lebih dari sekadar gelar, atau segala jabatan tertinggi di bidang akademik. Seorang ibu lebih dari itu. Apanya yang lebih? Dari konteks saya sebagai sutradara, beginilah saya memandang Ibu Titik panggilan akrab Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih.

Bagi saya, kalau disebut subyektif, memilih Ibu Titik menjadi aktor di panggung 11 ibu ini adalah subyektif, namun tidak subyektif tanpa pertimbangan. Ibu Titik adalah ibu di semua aspek kehidupan, dia ibu di keluarganya, ibu di fakultas, ibu di beberapa lembaga sosial, ibu bagi beberapa teman dekatnya, ibu bagi beberapa anak asuhnya, dan ibu bagi anak didiknya tentu saja.

Dengan jabatan beliau sebagai dekan di kampus, jangan tanya kesibukan beliau. Hampir tak ada lubang lowong di kalendernya. Tidak itu saja, ibu juga aktif dimana-mana, selain komunitas akademik, tentu komunitas sosial, komunitas keluarga, komunitas budaya. Semua perlu sentuhannya. Dan seolah mengijinkan semua kepadatan itu memasuki jadwalnya, ibu mengatur dengan teliti semua yang perlu mendapat perhatiannya. Saya kadang takjub dan heran sekaligus pada usahanya mengatur semua aspek hidupnya dengan seimbang. Setiap saya berkesempatan mendampinginya, ibu selalu terjaga mengatur semua urusannya, sampai detail-detail sekalipun tak luput.

Pernah dalam suatu waktu, saat saya sedang berbicara soal akademik dengan beliau, beliau menjeda percakapan dan mengangkat telpon untuk memesan banten purnama, menyiapkan semua perlengkapan yang sudah dia catat dengan detail. Pernah juga saat berbicang serius soal akademik di kantor, telepon berdering, dan ketika diangkat, ternyata ada pipa bocor di rumahnya dan segera harus dicarikan tukang dan alat.

Ada lagi kali lain, ketika akan berangkat ke suatu tempat, ibu harus membeli oleh-oleh untuk keluarganya di tempat itu dan semua sudah tercatat dengan detail. Saya juga sering berkesempatan bepergian ke luar negeri bersama ibu, dimana ibu selalu menyiapkan kopernya jauh jauh hari, dengan cermat dan teliti, kotak-kotak peralatan rapi, dari kotak mandi, make-up, kotak obat-obatan, dan yang lebih mengejutkan lagi, kotak obat-obatan itu menyerupai bilik-bilik kamar hotel. Semua bilik itu memiliki takaran obat yang sesuai.

Jadi setiap bilik itu dibuka, itu berarti takarannya sudah sesuai, tinggal diminum saja. Ibu menghitung setiap waktunya yang berharga. Sebab dalam perjalanan jauh, memilah memilih obat tentulah membutuhkan waktu dari membuka, mengingat dosis, dan sebagainya, jadi bilik-bilik obat itu adalah solusi. Pernah juga di tahun 2012, pengalaman pertama saya bersama Ibu ke luar negeri, ketika kami ke Australia, saya berada satu kamar dengan ibu. Saat itu saya masuk kamar dengan leluasa. Kami berbincang sejenak, lalu siap-siap beristirahat. Saya langsung siap-siap tidur. Namun ibu, mencari sudut hening, dan menyalakan dupa. Berdoa.

Saya malu. Segera saya ikut berdoa. Saya masih jet lag. Ke Australia, bawa lupa bawa dupa, dan ikut-ikutan berdoa di belakang Ibu. Perjalanan saya berikutnya kemanapun bersama Ibu, akan selalu hampir sama, pasti diajaknya saya berdoa sebelum pergi dan setiba dari berpergian.

Akhirnya setelah dari Australia, sepanjang ingatan saya, saya bepergian kemana saja bersama Ibu, ke Belanda, Prancis, Malaysia, China, Thailand, hingga India dan Bhutan. Kami sudah bersama ke 8 negara berbeda. Kebanyakan untuk tujuan program akademik dan budaya. Saya selalu satu kamar dengan Ibu.

Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A

Bagi saya pelajaran utama saya dengan ibu adalah, beliau selalu mengingatkan saya berdoa. Saya jarang sekali dilihat berdoa, kalau diajak baru mau. Mungkin cara saya berdoa berbeda. Saya berdoa dalam hening dan diam. Mungkin juga saya belum tahu cara berdoa yang baik. Namun bersama Ibu, saya selalu diingatkan kembali berdoa. Onya, sudah berdoa? Biasanya saya nyengir, belum Bu. Hehhe. Sini, kata Ibu. Lalu saya menurut.

Bagi saya, Ibu adalah pembimbing saya dalam banyak hal. Dalam hal apa saja, bisa. Tentu saya juga mengkritisi ibu kalau ibu salah, misalnya saya kadang memprotes ibu kalau sedang bicara di rapat, kalimatnya salah, misalnya ibu berkata, Saya sudah meng”ini”kan. Saya bertanya, apa maksud Ibu dengan kata meng”ini”kan. Tidak jelas. Katakan saja apa maksud sesungguhnya. Begitu saya “menasihati” Ibu. Dan Ibu menerima. Ibu mau berubah dan belajar.

Saya hormat pada keputusannya mau belajar dari siapa saja. Apalagi dalam konteks project ini, saya mendekati Ibu karena bagi saya ibu mampu dan bisa. Beliau awalnya juga menyangsikan dirinya sendiri, apakah bisa, mampu? Ternyata bisa dan mampu. Naskah saya garap perlahan. Saya mendengar beliau bercerita, dari A sampai Z bahkan Z plus plus. Ada yang off the record, namun lebih banyak on the record. Saya kagum. Kok bisa ya. Seorang ibu yang dikenal dengan ketegasan, ketangguhan, ketanganbesian, juga bisa rapuh dan menangis.

Ibu juga manusia, ibu juga perempuan biasa. Ada titik terlemah yang dia akui selalu hadir, saat rapuh dan saat tak tahu harus mengadu kemana. Kini Ibu selalu tahu caranya. Berdoa dan berusaha. Berdoa lagi dan berusaha lagi. Terus menerus. Itulah yang menyebabkan hidupnya seimbang dan tak pernah goyah lagi. Menu hidup ibu adalah keikhlasan tanpa batas. (T)

Tags: ibuMonologPerempuanTeater
Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis buku “Perempuan Tanpa Nama” dan “Burning Hair”. Tinggal di Singaraja

Please login to join discussion

MEDIA SOSIAL

  • 3k Fans
  • 41 Followers
  • 1.3k Followers

ADVERTISEMENT

tatkala.co

tatkala.co

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
One of the works of the Undiksha Fine Arts Student Exhibition May 7, 2018 (Picture by Mursal Buyung)
Poetry

Poems by Devy Gita : Out of Nowhere, A Second Then Good Bye

OUT OF NOWHERE Out of nowhere No one to be known Nothing to be shown Guilt to be blown Out...

by Devy Gita
September 8, 2019

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Senjakala

by Satria Aditya
December 7, 2019
Esai

Istilah-istilah Awam Kasus Medis yang Keliru

Suatu hari saya berpapasan dengan seorang sejawat yang baru saja keluar dari poliklinik mata. Saat saya tanya kenapa, ia menjawab, ...

August 30, 2019
Monez, seniman Bali. /Foto: CushCush Gallery
Kilas

Terinspirasi Kreativitas Anak, Seniman dari Tokyo, Yogya, dan Bali, Kembali Pentas di CushCush Gallery

  MENYUSUL keberhasilan Charcoal For Children edisi pertama di tahun 2016/2017, CushCush Gallery (CCG) dan LagiLagi, bersama dengan tiga performing ...

February 2, 2018
Opini

Antimadat, Penyelamatan Holistik

KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) mempermasalahkan merk dan logo perusahaan rokok yang tersablon pada kaos anak-anak yang mengikuti audisi calon ...

September 16, 2019
Esai

Diksa

Buku Shastra Wangsa menyebut lontar berjudul Bongkol Pangasrayan memuat ajaran tentang cara madiksa . Penjelasannya sangat teknis dan tentu ...

November 5, 2019
Ulasan

Anak Sekolahan “Memainkan” Putu Wijaya – Catatan Festival Monolog di SMA Bali Mandara

APAKAH anak-anak sekolahan zaman sekarang mengenal dramawan dan sastrawan Putu Wijaya? Apakah mereka mengenal teror mental? Pahamkah mereka dengan dinamika ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Kunjungan siswa sekolah dasar ke ART BALI [Foto: Art Bali]
Kilas

Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 – “Speculative Memories”

by tatkala
December 6, 2019

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
(ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
Esai

Orang Bali dan Garuda

by I Made Argawa
December 7, 2019

POPULER

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Semester 7, Masa Tua Mahasiswa, Masa-masa Menakutkan…

February 2, 2018
Danjen Kopassus Mayjen TNI Nyoman Cantiasa dan bapaknya Sastrawan Nengah Tinggen (Foto:Ist)

Cantiasa jadi Danjen Kopassus – Mari Ingat Bapaknya; Sastrawan Nengah Tinggen

January 27, 2019
tatkala.co

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (51) Cerpen (116) Esai (829) Essay (3) Features (3) Fiction (2) Fiksi (2) Khas (229) Kiat (16) Kilas (130) Opini (411) Peristiwa (81) Perjalanan (34) Persona (6) Poetry (2) Puisi (74) Ulasan (255)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In