16 December 2019
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan

Buku Ajar dan Keprihatinan tentang Semangat Membaca

Ozik Ole-olang by Ozik Ole-olang
October 18, 2018
in Ulasan
11
SHARES
  • Judul: Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggu Umum
  • Penulis: Drs. Fadloli, M.Pd.I., Dra. Sri Nurkudri, M.Ag.,& Abdul Chalim, S.Ag., M.Pd.I
  • Penerbit: Aditya Media Publishing
  • Tahun Terbit: Cetakan ke-6, Agustus 2016
  • Tebal: xiv + 240 Halaman 15,5 x 23 cm
  • ISBN: 978-979-3984-67-4

Bila anda-anda sekalian tidak mengingkari hati nurani, mungkin akan banyak yang setuju bila ada orang yang mengatakan bahwa membaca buku pelajaran itu sangat membosankan. Bukan bermaksud untuk mendramatisir tingkat semangat membaca di negara ini, tapi memang seperti inilah kenyataan yang harus kita telan.

Membaca buku pelajaran hanya akan dilakukan untuk persiapan ujian atau bila ada tugas di sekolah. Ya, tujuan yang bisa dibilang sangat pragmatis. Toh walau itu tidak sepenuhnya salah, tapi mendengarnya akan menimbulkan rasa prihatin.

Buku dapat diumpamakan dengan nasi. Bedanya buku untuk konsumsi otak dan nasi untuk konsumsi perut. Sama-sama untuk konsumsi. Orang akan makan nasi bila dia merasa lapar. Begitu juga dengan buku. Orang akan membaca bila dia merasa masih kekurangan informasi dan pengetahuan.

Namun yang terjadi adalah kita lebih sering mengisi perut yang kosong daripada mengurus otak yang kosong. Alih-alih mengurus otak, kita malah mengurasnya dengan cara memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak teramat penting. Ada dua kemungkinan yang terjadi di balik ini. Bisa jadi kita tidak pernah merasa otak ini lapar karena memang isi otak sudah penuh alias sudah cerdas, atau bisa jadi kita tidak pernah menggunakan otak dengan maksimal sehingga kita lupa kapan otak ini lapar sehingga harus diisi kembali.

Kembali ke persoalan pada paragraf utama bahwa buku pelajaran itu membosankan. Ini akan berlaku bagi para siswa. Lantas bagaimana dengan mahasiswa? Maka konteksnya diubah menjadi buku mata kuliah. Mungkin tidak akan jauh berbeda, bahwa buku kuliah juga sama membosankannya seperti buku pelajaran dan hanya akan dibaca ketika ada tugas.

Apakah ini karena para mahasiswa yang malas atau memang buku-buku seperti itu pada dasarnya sudah membosankan? Tidak ada yang patut untuk lebih dicurigai, semua sama saja. Selain malas, bukunya juga yang memang membosankan. Pada akhirnya akan membentuk lingkaran setan. Solusinya? Sederhana saja. Sadar diri bahwa manusia juga perlu membaca dan periksa kembali apa memang buku-buku kuliah itu sudah memenuhi standar atau belum.

Terlepas dari faktor malas pada diri manusia itu, yang saya temukan dalam buku berjudul Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum ini malah yang berkaitan dengan faktor buku, lebih pasnya faktor kenapa lantas buku kuliah itu membosankan. Bukan dari isi pembahasannya yang memang menerangkan seperti itu, namun lebih kepada wujud bukunya. Apa saja itu? Mari lanjut membaca.

Buku ini diterbitkan sebagai salah satu acuan buku ajar keagamaan untuk instansi perguruan tinggi umum. Isi bukunya juga mengalami penyesuaian dengan berbagai topik tertentu. Sekilas, buku ini lebih menyerupai kumpulan makalah. Ya, kumpulan makalah yang temanya sudah diatur agar menjadi urut dan berbab-bab.

Karena wujudnya yang seperti kumpulan makalah ini maka membacanya juga akan mirip dengan kita sedang membaca tugas makalah. Bisa dibayangkan sendiri membaca makalah itu seperti apa. Yang juga harus diperhatikan dalam buku ini adalah isi sub bab kesimpulan dalam setiap tema masih terlalu singkat dan sederhana. Pendahuluan dalam beberapa pembahasan tema terkesan terlalu muluk-muluk dan berputar-putar sehingga kurang memberi gambaran secara jelas pentingnya pembahasan dari sebuah tema.

Hal yang membuat miris lagi adalah banyak kesalahan ketik dalam buku ini. Entah, walau memang kesalahan ketik tidak lantas harus membuat kita malas membaca tapi ini menjadi fital. Banyak halaman buku yang terdapat kesalahan ketik. Bukan hanya satu dua kata, bahkan lebih. Membacanya akan membuat orang risih.

Yang paling parah adalah akan munculnya pikiran pada pembaca bahwa buku ini diterbitkan asal jadi saja tanpa adanya proses editing, koreksi, dan lain-lain dalam dunia penerbitan. Ini akan menjadi sangat fital dalam sebuah buku dan dapat mengganggu proses memahami isi materinya. Alih-alih memahami isi, kita malah akan lebih disibukkan mengoreksi aksara-aksara yang salah ketik. Bingung menerka-nerka seperti apa seharusnya wujud kata itu jika tidak salah ketik. Bila sudah begini, maka tentu pemakaian tanda baca dan EYD dalam buku ini kurang teratur.

Tidak perlu berpanjang lebar melanjutkan pembahasan pengaruh salah ketik, yang perlu kita pertanyakan adalah kenapa lantas kesalahan ketik yang begitu fatal ini bisa terjadi pada sebuah buku yang diterbitkan? Bila tidak diterbitkan mungkin akan menjadi sesuatu yang wajar sebab itu hanya sebuah naskah mentah atau belum jadi. Tapi akan menjadi aneh bila ada pada buku yang itu diterbitkan dan sudah mendapat nomer seri ISBN dari Perpusnas. Bahkan buku ini sudah mencapai cetakan yang ke enam dan kesalahan ketik masih tetap banyak.

Entah apa yang sebenarnya terjadi, namun yang pasti ada dua kemungkinan. Pertama, bahwa pihak penyusun buku tidak pernah mengoreksi ataupun memberi perubahan pada isi buku ini setelah atau bahkan sebelum terbit. Kedua adalah bahwa kurang ada orang atau mahasiswa yang minat membaca buku ini. Sebab bila memang ada yang membaca maka barang pasti akan ada setidaknya laporan-laporan perihal kekurangan buku pada pihak penyusun dan penerbit.

Namun bila kita bisa sedikit mengesampingkan sikap kritis ketika membaca buku ini maka anda-anda akan menemukan banyak tema pembahasan yang terkait dengan keislaman dan realita zaman yang sedang terjadi sekarang. Banyak dipaparkan solusi-solusi dan gagasan agar sekiranya pemahaman terhadap Islam bisa terus berkembang.

Selain itu, penulisan model makalah ini bisa semakin mempermudah pembaca untuk memilah-milah tema dan pembahasan apa yang akan dibaca. Jadi tidak perlu sampai tuntas membaca semua halaman buku, kita juga bisa dengan cara memilih materi tergantung tema yang sudah disediakan dalam buku ini. Cukup membantu bagi orang yang malas membaca buku agar tetap bisa memperoleh informasi dan pengetahuan.

Pada akhirnya, untuk menumbuhkan minat membaca tidak bisa kita hanya mengandalkan hasrat perorangan. Upaya, inovasi, dan bahkan koreksi pada buku-buku yang akan dipublikasikan pun juga menjadi faktor yang sangat penting agar buku-buku tidak memunculkan kesan membosankan ketika dibaca. Tentunya juga harus melihat pada siapa yang akan membaca buku apa. Bila buku kuliah didesain seperti buku anak dengan dalih inovasi baru maka ini kurang tepat. Begitu pula sebaliknya dengan anak-anak.

Selebihnya, mari terus mengkampanyekan gemar membaca kepada para penduduk Indonesia. (T)

Tags: agamaBukuIslamPendidikanPerguruan Tinggi
Ozik Ole-olang

Ozik Ole-olang

Mahasiswa rantau asal Madura

Please login to join discussion

MEDIA SOSIAL

  • 3k Fans
  • 41 Followers
  • 1.4k Followers

ADVERTISEMENT

tatkala.co

tatkala.co

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
One of the works of the Undiksha Fine Arts Student Exhibition May 7, 2018 (Picture by Mursal Buyung)
Poetry

Poems by Devy Gita : Out of Nowhere, A Second Then Good Bye

OUT OF NOWHERE Out of nowhere No one to be known Nothing to be shown Guilt to be blown Out...

by Devy Gita
September 8, 2019

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Senjakala

by Satria Aditya
December 7, 2019
Esai

Tatkala Facebook Masuk Kampung Halaman Saya

Jika misalnya saya bertanya kepada orang-orang di kampung saya—khususnya pemuda sampai yang semi tua—tentang Facebook, maka hampir semua orang di ...

November 22, 2019
Foto: Mursal Buyung
Esai

Mencintai Kesejatian Diri

Pernahkan kamu duduk merenung sendiri? Apa yang kamu pikirkan? Harta? Tahta? Apa pasangan hidup? Atau tujuan hidupmu? Mau makan apa ...

May 13, 2019
Ilustrasi: Foto Pameran Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Undiksha di ART PATIO Lovina,, 3-29 Septmbr 2016 (Foto Mursal Buyung)
Puisi

Puisi-puisi Surya Gemilang # Setelah Mengunduh Film Porno

Setelah Mengunduh Film Porno deduri pun tumbuh di batang kemaluanku. kulit tanganku yang resah menipis-menghangat, berdansa cepat saat kelopak-kelopak mawar ...

June 29, 2019
Esai

PKB Buleleng dan Buleleng Expo 2019: “Ngetnik” dan “Nginter”

Pesta Kesenian Bali (PKB) merupakan program Pemerintah Provinsi Bali dalam penggalian, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya Bali. Program ini mulai ...

May 17, 2019
Esai

Tentang Kesaktian dan Kelemahan

Sakti itu bisa terbang tanpa naik pesawat terbang. Sakti itu bisa berjalan di atas padi yang sedang berbuah, tanpa merusaknya. ...

May 21, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Kunjungan siswa sekolah dasar ke ART BALI [Foto: Art Bali]
Kilas

Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 – “Speculative Memories”

by tatkala
December 6, 2019

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gubernur bagikan air bersih di Nusa Penida
Sumber: nasional.republika.co.id
Opini

Ulangan Sejarah Krisis Air di Nusa Penida

by I Ketut Serawan
December 15, 2019

POPULER

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Semester 7, Masa Tua Mahasiswa, Masa-masa Menakutkan…

February 2, 2018
Danjen Kopassus Mayjen TNI Nyoman Cantiasa dan bapaknya Sastrawan Nengah Tinggen (Foto:Ist)

Cantiasa jadi Danjen Kopassus – Mari Ingat Bapaknya; Sastrawan Nengah Tinggen

January 27, 2019
tatkala.co

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (51) Cerpen (116) Esai (833) Essay (3) Features (3) Fiction (2) Fiksi (2) Khas (229) Kiat (16) Kilas (130) Opini (413) Peristiwa (81) Perjalanan (34) Persona (6) Poetry (2) Puisi (74) Ulasan (259)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In