9 December 2019
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Harapan 2018: Kuajak Ibu ke Bali, Lihat Kos dan Kampusku, Tapi Tuhan Mengambilnya…

Taufikur Rahman Al Habsyi by Taufikur Rahman Al Habsyi
February 2, 2018
in Esai
159
SHARES

 

SEMUA orang di awal tahun membuat harapan-harapan yang digantung di tiang-tiang panjang jalanan, di tembok-tembok kumuh yang berlumut, di media sosial, atau bahkan buku catatan harian (diary). Semua berharap kebaikan untuk tahun yang baru dan semangat baru, dan belajar memperbaiki kesalahan-kesalahan di tahun yang telah berlalu.

Tidak jauh berbeda dengan yang lain, aku membuat coretan harapan di sudut kamar kost. Iya, karena aku anak kost yang lebih suka membaca harapan-harapan ketika baru membuka mata setelah melewati mati suri sebagai keabadian (tidur).

Harapanku tidak rumit dan muluk-muluk, aku mulai menulis dengan spidol permanet dengan perasaan tidak henti-hentinya menyebut nama Tuhan. Aku tidak mungkin menuliskan semua catatan itu di sini, tetapi ada sebagian catatan yang membuat aku menangis karena belum sempat kuwujudkan, Tuhan telah mengambilnya tanpa berkompromi. Aku benar-benar merasa berada di titik nol, seakan Tuhan dengan kejam mengambil kenikmatan yang telah ia pinjamkan.

Tepat dua tahun lalu aku terdampar di Pulau Dewata sebagai seorang mahasiswa berstatus gaji negara (beasiswa). Tentu tidak mudah untuk aku bisa kuliah dengan ekonomi ayah dan ibu sebagai seorang petani dengan hasil panen yang cukup makan sehari-hari. Aku berdosa besar dan manusia paling tidak berguna jika melupakan jasa orang tua; terutama jasa seorang ibu.

Aku percaya satu hal, kenapa bisa kuliah dan diterima program beasiswa yaitu;kekuatan do`a seorang Ibu. Sebelum mengikuti tes SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) aku teringat ibu yang tergopoh-gopoh bangun sepertiga malam melawan rasa kantuk, letih, dan hawa dingin hanya untuk shalat Tahajjud berdo`a kepada Tuhan, agar anaknya bisa kuliah program beasiswa.

Selain itu ibu selalu puasa Senin Kamis supaya segala urusanku dipermudah oleh Tuhan. Sumpah atas nama ibu dan izin Tuhan akhirnya aku diterima sebagai seorang mahasiswa di prodi Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali (Alhamdulilah).

Jujur selama aku dalam kelas mengikuti tes SBMPTN penuh rasa gundah, cemas, dan yang pasti menjawab pertanyaan dengan ragu-ragu karena aku tidak terlalu menguasai materi. selama masa terdampar aku lebih suka menyibukkan diri dengan segala aktivitas kampus baik kuliah atau pun organisasi. dan yang paling begok aku lebih suka menanyakan kabar kekasihku dari pada kabar ibuku.

Tidak jarang ibu mengeluh bahkan sampai memintaku pulang karena rindu kepada anak lelaki satu-satunya. Namun aku dengan begitu egoisnya selalu beralasan tidak ada waktu pulang karena kuliah begitu padat. Iya.. Memang benar ada jatah waktu liburan sebagai bonus untuk seorang mahasiswa di akhir semester. Lagi-lagi aku pulang beberapa hari saja untuk berkumpul bersama keluarga. karena jatah hari liburan lebih banyak kuhabiskan untuk travelling, mendaki gunung, atau berkunjung ke rumah teman dalam waktu yang lama.

Aku benar-benar menjadi orang yang telah diperbudak kebahagian diri sendiri, aku lupa untuk sampai di titik sebagai seorang mahasiswa ada peran seorang ibu yang telah mengantarkannya dengan do`a. Bahkan tidak jarang rintihnya selalu merayu Tuhan agar anaknya kuliah dan lulus tepat waktu, memperoleh pekerjaan yang mapan untuk mengangkat derajat keluarga.

Jumat, 05 Januari 2018 selepas turun masjid. Sebuah pesan melesat dalam ponselku, kulihat sebuah kabar dari kampung membuat langit hitam gelap, petir menghantamku dari kiri dan kanan, dan rasa sebuah penyesalan yang akan selalu membekas sampai akhir hayat. “Adek cepet pulang Ibu dipanggil Tuhan, adek yang tabah iya” pesan singkat Mbak Yu

Belum sempat kubalas apapun, langsung kuambil tas tanpa pikir panjang masih suasana UAS kuputuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan pantura aku ditimpali rasa penyesalan, rasa bersalah, dan air mata yang mengalir seperti air bah. Aku teringat catatan untuk awal tahun ini akan membawa ibuku liburan ke Bali sebagai rasa maafku jarang menemuinya.

Rasa penyesalan itu semakin menjadi-jadi karena selama masa terdamparku ibu belum pernah berkunjung ke tempatku di Bali. Ibu tidak pernah tahu kampusku seperti apa, kostku seperti apa, bahkan wujud pulau Bali sebernanya seperti apa, karena ibu hanya tahu Bali lewat siaran televisi.

Selain itu rasa penyesalan semakin menghujamku, ketika aku ingat akhir bulan ini kami berencana untuk melakukan foto keluarga. Selama hidup keluarga kami tidak pernah melakukan sesi foto keluarga dengan personil yang lengkap. Terutama untuk bulan ini sesi foto keluarga terus tertunda karena hanya menunggu kedatanganku.

Setelah kulalui perjalanan cukup panjang Bali-Jawa, tepat di depan rumah bendera kuning tertempel di pohon halaman. Rasa histerisku berteriak aku telah benar-benar kehilangan seoarang ibu. Ibu terbujur kaku dalam keranda, aku hanya bisa menangis, penyesalan-penyesalan itu semakin bertubi-tubi bertebaran di kepalaku; aku belum sempat sepatah dua patah berbicara mesra dengan ibu; semisal melafalkan kalimat syadahat di ujung helaan nafasnya.

Kenikmatan kasih sayang seoarang ibu Tuhan cabut tanpa aku tahu kedepanya harus berbuat apa, tidak ada lagi yang akan berdo`a di sepertiga malam dan puasa Senin Kamis untukmu. Tidak ada lagi sosok penenang ketika aku bercerita tentang kuliahku yang penuh seabrek tugas. Tidak ada lagi yang menasehatiku untuk shalat tepat waktu dan rajin belajar atau jangan lupa baca kita suci Al Qur`an.

Selama tulisan ini kubuat air mataku terus menetes, aku teringat pesan ibu yang selalu aku simpan dalam hati rapat-rapat; kita hidup tidak selamanya akan tersenyum atau menangis, sebab hidup bagaimana kita memilih untuk bersedih atau bahagia. Jagalah shalat sebagai penenang ketika kamu gundah dan putus asa.

Pesannya begitu teduh memberiku semangat mewujudkan cita-cita ibu melihat anaknya menjadi seorang mahasiswa dan bergelar sarjana, meski pada kenyataannya ibu tidak pernah bisa melihatku diwisuda.

Selamat jalan ibuku; IRLIYA, anakmu hanya bisa berdo`a agar Tuhan menerima amal baikmu selama di dunia, mengampuni segala dosa dan semoga kita dipertemukan kelak di tempat terbaikNya. Aminn.. Opik sayang Ibu. (T)

Tags: baliibujawamahasiswa
Taufikur Rahman Al Habsyi

Taufikur Rahman Al Habsyi

Biasa dipanggil Koko Opik. Lahir di Bondowoso, 05-06-1998. Anak kedua dari pasangan Arjas dan Irliya, orang tua yang selalu berjuang membahagiakan anak-anaknya.

Please login to join discussion

MEDIA SOSIAL

  • 3k Fans
  • 41 Followers
  • 1.3k Followers

ADVERTISEMENT

tatkala.co

tatkala.co

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
One of the works of the Undiksha Fine Arts Student Exhibition May 7, 2018 (Picture by Mursal Buyung)
Poetry

Poems by Devy Gita : Out of Nowhere, A Second Then Good Bye

OUT OF NOWHERE Out of nowhere No one to be known Nothing to be shown Guilt to be blown Out...

by Devy Gita
September 8, 2019

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Senjakala

by Satria Aditya
December 7, 2019
Cerpen

Takdir Ustaz Barseso

Aku sempoyongan digelandang warga. Mereka memukul dan menendang. Sri tampak terdiam di atas kasur dipan bambu itu. Diluar rumah Mbah ...

December 16, 2018
Ilustrasi diolah dari lukisan IB Pandit Parastu
Cerpen

Berita Pagi

Cerpen Agus Darmita Wirawan Lelaki itu tampak dalam kecemasan. Pagi itu ia duduk di beranda ditemani secangkir kopi kental manis ...

April 7, 2019
Ilustrasi diolah dari gambar di Google
Esai

Menjadi Berbeda Itu Oke

“Berikanlah perhatian lebih pada sifat Anda daripada reputasi Anda, karena sifat Andalah yang menggambarkan siapa diri Anda sebenarnya, sedangkan reputasi ...

October 16, 2019
Ilustrasi foto: Mursal Buyung
Esai

Kama, Pencipta Waktu

Waktu di Bali dikenal dengan sebutan Kala. Kala yang berarti waktu, penyebutannya sering ditambahkan dengan kata Bhatara Kala, bukan Dewa ...

December 27, 2018
Dok Minikino
Acara

7 Film dari Indonesia Masuk S-Express 2019 — Masih Satu-Satunya Penghubung Film-Film Pendek Se-Asia Tenggara

S-Express; yang sampai tahun ke 17 tahun ini, masih merupakan satu-satunya ajang pertukaran film pendek se-Asia Tenggara. Tahun S-Express ini ...

July 20, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Kunjungan siswa sekolah dasar ke ART BALI [Foto: Art Bali]
Kilas

Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 – “Speculative Memories”

by tatkala
December 6, 2019

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Foto ilustrasi: Dewi Durga, lukisan wayang kaca Nagasepaha, Karya Made Wijana, murid SMK Sukasada
Opini

Wajah Tuhan dan Sifat Pemuja

by I Gusti Agung Paramita
December 9, 2019

POPULER

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Semester 7, Masa Tua Mahasiswa, Masa-masa Menakutkan…

February 2, 2018
Danjen Kopassus Mayjen TNI Nyoman Cantiasa dan bapaknya Sastrawan Nengah Tinggen (Foto:Ist)

Cantiasa jadi Danjen Kopassus – Mari Ingat Bapaknya; Sastrawan Nengah Tinggen

January 27, 2019
tatkala.co

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (51) Cerpen (116) Esai (830) Essay (3) Features (3) Fiction (2) Fiksi (2) Khas (229) Kiat (16) Kilas (130) Opini (412) Peristiwa (81) Perjalanan (34) Persona (6) Poetry (2) Puisi (74) Ulasan (257)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In