tatkala.co
22 April 2018
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Peristiwa
Anak-anak di Desa Peliatan, Ubud, antusias mengikuti Festival Rurung di desa itu

Anak-anak di Desa Peliatan, Ubud, antusias mengikuti Festival Rurung di desa itu

Festival Rurung Peliatan 2017 – Meninggalkan Pahatan Seni Tebing, Bukan Sampah

Leonk Surya Adi by Leonk Surya Adi
February 2, 2018
in Peristiwa

 

FESTIVAL Rurung di Peliatan, Ubud, Gianyar, 22-24 Desember 2017, adalah satu dari sejumlah festival di Bali yang punya konsep beda. Ya, jika tak beda, untuk apa bikin festival – yang hanya seperti keramaian semata dan sering hanya meninggalkan sampah.

Dari namanya saja, Festival Rurung sudah mengesankan sesuatu yang berbeda. Rurung (bahasa Bali) adalah istilah untuk “jalan” bagi orang desa. Jadi kesannya sangat kampung. Nama festivalnya saja kampungan, dan jelas menunjukkan festival dibikin oleh orang desa. (Tapi jangan salah, orang desa yang berada di kawasan pariwisata Ubud yang terkenal).

Karena dibikin orang desa, maka festival ini dikonsep agar bisa digunakan sebagai ajang belajar bagi orang desa, terutama bagi anak-anak dan remaja, sekaligus bisa dijadikan sebagai media melestarikan tradisi-tradisi di desa itu.

Meski biasa diartikan sebagai “jalan”, namun kata “rurung” dalam festival ini memiliki makna bukan hanya sebagai jalan semata, namun lebih dari itu Rurung berperan sebagai tempat/jalan untuk mempertemukan rasa, hati dan pikiran. Interaksi sosial terjadi dalam suasananya yang cair dan juga nyaman untuk sharing segala hal dan tidak jarang ide-ide hebat tercetus didalamnya. Rurung juga sebagai jalan untuk membangun kerja sama dan juga menjembatani komunikasi dari generasi ke generasi.

Festival Rurung, Peliatan, Ubud 2017

Yang paling menarik, bila banyak festival meninggalkan sampah, maka Festival Rurung ini justru meninggalkan monument berupa pahatan tebing. Yaitu sebuah pahatan batu padas di sebuah dinding. Ini atraksi belajar seni yang penuh kegembiraan.

Atraksi pahat tebing ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Sejumlah seniman pahat dari Peliatan membuat relief lewat kemahiranya memahat paras yang menempel di dinding Pura Beji. Gambar ukiran batu padas mengambil cerita hewan-hewan serta tumbuhan, flora dan fauna. Anak-anak menyukainya.

I Wayan Sudiarsa selaku ketua panitia festival ini menyatakan para seniman pahat ini berasal dari desa Peliatan . “Artinya melalui kegiatan ini, biasanya sebuah festival meninggalkan sampah, justru kita ingin melalui festival meninggalkan monument berupa seni pahatan,” tutur Pacet sapaan akrab seniman musik ini.

Secara umum, Festival Rurung ini memberi kesan tersendiri bagi masyarakat Desa Peliatan sekaligus pengunjung dari luar desa. Masyarakat selalu antusias menikmati kegiatan demi kegiatan. Apalagi ruang kreatif ini memang sejak awal dikonsep dengan khas, agar menarik diikuti, menarik juga untuk edukasi dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tradisi budaya Bali.

Pahatan seni di tebing atau di dinding Pura Beji, salah satu kegiatan di Festival Rurung

Dengan sejumlah kegiatan yang tidak jauh dari tradisi dan kebudayaan, yang tetap mempertahankan kearifan budayanya di tengah hiruk pikuk Ubud sebagai destinais wisata dunia. Festival yang dikemas dengan beragam kegiatan budaya tradisional hingga modern, memanfaatkan lokasi Jalan atau Rurung sebagai media komunikasi warga . Berlokasi di Pura Beji Belong, Desa Pakraman Peliatan, jalinan komunikatif warga terseraf dalam beberapa kegiatan..

Selain aksi memahat, kegiatan lain yang berlangsung seru adalah hadirnya anak –anak yang ikut mengisi kegiatan rare. Seperti diskusi budaya , permainan tradisi anak –anak, serta aksi panggung. “Khusus untuk anak-anak kami libatkan dalam acara diskusi budaya menampilkan pembicara Kadek Wahyudita dari Rumah Budaya Penggak, dan Bapak Made Taro tokoh dongeng Bali, yang memberikan cerita-cerita dan berbagai permainan tradisi,” jelasnya.

Pacet menyebut antusias anak –anak luar biasa, mereka sangat menikmati kegiatan ini. “ Kami hanya ingin keberlangsungan budaya yang sudah ada bisa tetap terjaga, lewat Festival Rurung inilah kami ingin membangkitkan kejayaan Peliatan sebagai desa yang pertama di Bali hadir ke luar negeri membawakan seni tabuh dan tarinya,” ungkapnya.

Kegiatan ini didukung oleh Desa Peliatan, yang dibagi tiga hari penyelenggaraan yang setiap harinya dengan tema yang berbeda-beda. Hari pertama mengambil tema Malam Tradisi, hari kedua mengambil tema Malam Modern, dan hari ketiga mengambil tema Malam Kontemporer.

Aneka kuliner khas Bali pun menjadi sasaran empuk para pecinta kuliner. Sepanjang rurung yang berdiameter 2 meter di pinggir sungai , menyajikan berbagai aneka makanan khas Peliatan. Diantaranya makanan jaje sagon, topot, mujair nyatnyat, nasi sela, minuman jamur, sate dan sebagainya. “ Kami antusias menghelat festival rurung ini, sebagai upaya membangkitkan kembali pemberdayaan generasi muda, “ kata Wayan Eka Budiayasa mewakili Karang Taruna Desa Peliatan.

Eka pun menyebut, keterlibatan warga yang cukup antusias menyambut festival ini diantaranya kita hadirkan pedagang tradisional yang khas di Peliatan. “ Ada makanan Topot, Jajan Sagon dan sebagainya akan bisa dinikmati saat even, begitupun kegiatan anak –anak akan mengisi berbagai kegiatan, mulai permainan dan pagearan, ” ucapnya.

Sebagai pementasan pamungkas, Sabtu 24 Desember malam, aktrasi budaya modern disuguhkan dengan menghadirkan kolaborasi seniman lintas generasi. “Nemugelang” sebuah konsep garapan musik yang didandani Penggak Men Mersi menampilkan Gung Bona Alit, Ketut Lanus (Cahya Art), I Wayan Ary Wijaya (Parawara ) , I Wayan Sudiarsa (GSGS). (T)

Tags: BudayafestivalGianyarSeniUbud
Leonk Surya Adi

Leonk Surya Adi

Wartawan dan pemerhati kegiatan seni dan budaya. Tinggal di Denpasar

Please login to join discussion

MEDIA SOSIAL

  • 2.3k Fans
  • 37 Followers
  • 1k Followers

ADVERTISEMENT

tatkala.co

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Photo Credit: Dion Clarensa
Essay

First Part of “PlayPlay: Charcoal For Children 2017/2018” was a Success

ON the first weekend of February 2018 at CushCush Gallery in Denpasar, Bali, CushCush Gallery and LagiLagi presented two plays...

tatkala
by tatkala
February 12, 2018

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lukisan karya Nyoman Erawan
Puisi

Puisi-puisi Kurnia Effendi# Catatan tentang Paris, Kereta Cepat Frankfurt-Amsterdam

Kurnia Effendi
by Kurnia Effendi
April 21, 2018
diolah dari google
Esai

Jati Diri dan Renungan Sang Kepiting

  TERINGAT kisah “Burung Bangau Mati Karena Kelobaannya” dari novel Tantri Karya Cok Sawitri. Apakah hanya karena keserakahan/kelobaan burung Bangau ...

August 14, 2017
Ulasan

Cinta Suci “Di Bawah Letusan Gunung Agung” – Membaca Novel Djelantik Santha

  GUNUNG AGUNG sebagai hulu dan pusat orientasi spiritual orang Bali banyak dituangkan dalam teks-teks tradisional. Kisah keutamaan Gunung Agung ...

September 29, 2017
Foto: Gede Kresna/Rumah Intaran
Esai

Pelaba Intaran — Catatan untuk Perayaan 6 Tahun Rumah Intaran

APA itu pelaba? Asal katanya adalah lābha, artinya: pendapatan; perolehan; hal yang menguntungkan; keuntungan. Arti lebih luas dari lābha: menerima, ...

February 28, 2018
Foto: Mursal Buyung
Opini

Ini Universitas, Bung! Bukan Panci Bertekanan

  “Kuliah itu bukan tentang nilai dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Kuliah itu sebenarnya tentang pengalaman, orang-orang yang kalian temui, ...

October 3, 2017
Opini

Mengungkap Misteri “Suku Maya” di Mexiko atau di Layar Gadget

MENYEBUT Suku Maya kita akan ingat dengan kisah atau pengetahuan modern dan canggih masa lampau yang pernah dipraktekkan oleh Bangsa ...

December 21, 2016

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Kilas

Hibah Seni dan Budaya Cipta Media Ekspresi – Dari Bali, Kadek Sonia Piscayanti Lolos…

tatkala
by tatkala
April 21, 2018

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

“Image Single Parent Tidak Asal Pakek” – Catatan Sebelum Pentas

Tress
by Tress
April 22, 2018

POPULER

Sumber ilustrasi: print screen google

Jika Film Horor Indonesia Seperti “Bokep” – Bukan Salah Setan!

September 21, 2016

Festival Makan Duren di Buleleng: Promosi Buah Tempatan, Bolehlah Nyontek Upin-Ipin

February 7, 2018
tatkala.co

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (16)Cerpen (93)Esai (400)Essay (1)Features (1)Fiksi (3)Khas (83)Kiat (9)Kilas (93)Opini (356)Peristiwa (81)Perjalanan (20)Persona (2)Puisi (59)Ulasan (163)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In