16 December 2019
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan
Ilustrasi: IB Pandit Parastu

Ilustrasi: IB Pandit Parastu

Menunggu Liga Inggris, Menunggu Perang “Taksu” Para Aktor

Ida Bagus Pandit Parastu by Ida Bagus Pandit Parastu
February 2, 2018
in Ulasan
66
SHARES

HIRUK-PIKUK perhelatan akbar sepakbola yang begitu menyedot antusiasme dunia dalam sebulan terakhir usai sudah. Piala Eropa (Euro) dan Copa America Centenario 2016 berakhir dengan konklusi Portugal dan Chile menjuarai turnamen masing-masing teritorial. Spirit membara, hingar bingar dan sedu sedan getir yang bergejolak tentu akan selalu termuat rapi dalam benak-benak banyak orang,utamanya para pemain yang berlaga maupun pendukung tim kesayangan.

Bahkan, kalangan yang ‘buta’ bola pun tak ketinggalan turut terlibat. Mereka boleh saja tak tahu-menahu soal strategi, sejarah tim maupun formasi ideal yang harus diterapkan. Mereka hanya siap untuk menang dan kalah, dapat duit atau duit ambles. Yaa, taruhan mode on. Maka terang saja, senyum merekah para pemain dari tim nasional yang menang akan berbanding lurus dengan kerasnya gelak tawa para penjudi bola yang menang taruhan. Pun sebaliknya, kekalahan tim, apalagi dengan skor telak, pasti mengundang kegalauan.

Tidak bisa dipungkiri, ajang turnamen sepakbola tersebut di atas telah menjadi semacam daya tarik bagi banyak kalangan. Tidak hanya menjelma trending topic di berbagai jejaring sosial, namun juga dapat menghidupkan suasana dalam perbincangan-perbincangan di pergaulan sosial. Lebih jauh lagi, khususnya bagi penggemar tayangan sepakbola seperti saya, sebuah laga menarik yang disiarkan akan menjadi tontonan paling menghibur hati dan obat termujarab ketika jiwa merasa lelah. Kondisi mood yang berantakan bisa pulih dengan kilat tatkala tim kesayangan menuai kemenangan. Ia menjadi semacam hal yang selalu dinantikan kehadirannya.

Fokus ke Liga Inggris

Euro dan Copa America boleh saja berakhir. Namun, sesungguhnya kompetisi yang jauh lebih lebih panjang, yang akan menghadirkan laga-laga spesial di setiap minggunya akan segera dihelat. LIGA-LIGA ELIT SEPAKBOLA EROPA.  Sebuah awal musim kompetisi 2016-2017. Inilah yang sesungguhnya merupakan esensi terkonsisten dari proses peradaban sepakbola. Ia seperti sebuah retorika yang punya bahasa tersendiri, yang secara efektif memberikan makna kepada banyak orang, bukan hanya seputar kebugaran dan peluh semata.

Liga-liga papan atas semacam English Premier League (Liga Utama Inggris), Serie A Liga Italia, La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman serta Ligue 1 Perancis telah bergulir sejak sekian lamanya dan selalu berhasil menjadi tontonan segar bagi penggila bola, selalu bermanfaat dalam menyumbangkan dan meregenerasi pemain-pemain yang berlaga dalam kompetisi antar negara serta sukses menjadi lahan yang luas bagi para jurnalis sepakbola. Bahkan sejujurnya liga-liga sepakbola telah menjadi lebih dari sekadar ‘masyarakat’, menilik pemain-pemain yang berlaga berasal dari multiras dan suku bangsa dari banyak negara di dunia, yang disatukan oleh satu bahasa dan tradisi, yakni sepakbola.

Nah, setelah mondar-mandir tidak karuan, mari kita fokus sekarang. Liga-liga Eropa musim 2016-2017 akan segera terhampar indah. Proses transfer pemain dan laga-laga pramusim mulai dilakukan sebagai prolog kompetisi setahun ke depan. Dan pada edisi ini, perhatian saya (barangkali juga banyak pecinta sepakbola lainnya) lebih tertuju pada satu liga; Liga Premier Inggris.

Selama ini, liga Inggris memang diklaim sebagai liga terbaik di dunia, karena dianggap menghadirkan permainan sepakbola yang cepat, dinamis dan indah, serta hegemoni stadion yang senantiasa penuh gemuruh tanpa kehilangan estetika dan etikanya. Pun juga status para pemain yang selalu berkelas. Namun jujur saja, bukan karena hal itu. Ada sesuatu yang ‘lain’ yang membuat liga Inggris kali ini sukses memancing animo kuat bahkan sebelum kompetisi dimulai.

Perang “Taksu” Pelatih

Hal lain itu adalah keberadaan para pelatih klub alias sang manajer. Pada musim kali ini, Liga Inggris akan disesaki pelatih-pelatih yang mempunyai reputasi mentereng. Memang, visualisasi laga menjadi substansi utama dalam sebuah pertandingan. Namun di balik layar, peran vital para pelatih yang meracik strategi dan formasi sebuah klub tentu sangat menentukan hasil laga, dan hal ini sudah bukan rahasia lagi.

Dimulai dari Manchester City yang berhasil mendaratkan Pep Guardiola ke Etihad Stadium. Kemudian disusul berturut-turut oleh Chelsea yang resmi mendapatkan Antonio Conte serta Manchester United yang secara sah akan digembleng oleh Jose Mourinho. Dengan nama-nama lain yang juga berada di sana macam Arsene Wenger, Jurgen Klopp, Mauricio Pochettino serta Claudio Ranieri, maka lengkap lah sudah skenarionya. Mereka adalah pelatih yang memiliki taksu tersendiri yang ditunjukkan sejak beberapa tahun belakangan. Otomatis, mereka akan perang taksu di Inggris.

Mari bicarakan satu demi satu. Dimulai dari klub juara liga Inggris musim lalu, Leicester City. Bak cerita negeri dongeng, klub dari kota kecil yang baru saja promosi musim sebelumnya ke liga premier, secara ajaib mengakhiri musim 2015-2016 sebagai juara. Pencapaian yang langka; menjadi juara pada musim kedua setelah promosi, kali pertama juara dalam sejarah klub dan dengan materi pemain yang berharga ‘murah’.

Orang-orang lantas sepakat bahwa Claudio Ranieri adalah aktor yang berperan paling besar dalam prestasi itu. Mantan pelatih Chelsea dan Juventus dianggap sukses memadukan komposisi pemain-pemain yang berlabel ‘medioker’ menjadi kumpulan prajurit berdaya juang tinggi sehingga sebuah ‘mimpi di atas mimpi’ justru menjadi kenyataan mutlak.

Chelsea menjadi klub pesakitan musim lalu. Jangankan juara, lolos ke Liga Champions Eropa saja gagal. Mereka lantas mendaratkan pelatih timnas Italia di Euro 2016, Antonio Conte. Ia diharapkan mampu membangkitkan gairah bermain para punggawa Chelsea yang porak-poranda. Melihat prestasi sebelumnya yang sukses memberi tiga Scudetto beruntun bagi Juventus di Serie A, maka bisa jadi harapan tersebut sangat logis dan rasional. Terlebih lagi, timnas Italia yang minim pemain bintang berhasil dibuatnya tampil memukau di Euro, dengan berhasil menghajar negara kuat Belgia dan Spanyol. Conte memang dinilai mempunyai karakter kuat, sama kuat seperti ketika ia menjadi seorang kapten dan gelandang bertenaga kuda di Juventus.

Jose Mourinho ; The Special One. Meski gagal dan diberhentikan Chelsea karena performa buruknya musim lalu, namun Jose tidak kehilangan daya tariknya. Manchester United rupanya masih kesengsem dengan track record Mou, yang pernah sukses bersama beberapa klub besar macam FC Porto, Chelsea, Inter Milan dan Real Madrid. Bahkan daya tariknya diklaim berperan besar dalam proses datangnya striker Zlatan Ibrahimovic serta gelandang Henrikh Mkhitaryan ke MU sejauh ini. Mourinho yang beberapa kali menyatakan bahwa dirinya adalah seorang pengidola mantan manajer MU, Sir Alex Ferguson, berargumen dirinya memang orang yang paling tepat untuk MU saat ini. Sepakbola memang bisa jadi gila, mengingat beberapa musim lalu kita melihat Mourinho dan Chelsea-nya adalah penjegal utama langkah MU dalam meraih gelar juara.

Jangan tanyakan lagi prestasi Josep ‘Pep’ Guardiola. 21 trofi bergengsi dalam 7 tahun bersama Barcelona dan Bayern Munchen serta sekiranya 18 penghargaan individu sebagai pelatih adalah bukti sahih hebatnya seorang Pep. Tangan dinginnya yang identik dengan permainan tiki-taka sukses membuka mata dunia pada dirinya. Ia akan diberikan dana melimpah di Manchester City untuk mendatangkan pemain yang diinginkannya. Ini tentu cukup membuat bergidik para pesaingnya. Menarik ditunggu petualangan perdana Pep di negeri Ratu Elizabeth.

Bisa dibilang, Arsene Wenger, Jurgen Klopp dan Mauricio Pochettino adalah para pesaing utama nama-nama di atas. Mereka juga sudah mendahului bergumul dengan kerasnya liga Inggris, setidaknya dibandingkan dengan Guardiola dan Conte. Wenger, meski telah lama tak menyumbangkan trofi juara bagi Arsenal (terakhir juara EPL pada 2003-2004), namun agaknya tetap dipercaya membesut Olivier Giroud dkk musim ini.

The Professor seolah tak tergantikan, setelah bertahun-tahun menangani The Gunners. Hal spesial yang menjadi pertimbangan atas dipertahankannya Wenger adalah kemampuannya merekrut dan memunculkan potensi pemain-pemain muda, yang mana dirasa sangat penting untuk masa depan klub. Tak kurang dari Patrick Vieira, Thiery Henry, Cesc Fabregas, Alex Chamberlain, Aaron Ramsey, Theo Walcott dan Jack Wilshere merupakan sederet pemain yang ‘ditemukan’ Wenger pada usia muda dan selanjutnya menjadi pemain-pemain penting di Arsenal.

Sementara Klopp, dianggap sukses mengembalikan kesolidan skuat Liverpool. Meski hanya finish di peringkat delapan musim lalu, namun ia tetap diberi kesempatan musim ini. Prestasinya ketika menukangi Borussia Dortmund dengan dua kali menjuarai Bundesliga serta menjadi finalis liga Champions 2013 tentu diperhitungkan dan diyakini bisa membuat Liverpool tampil lebih garang di musim keduanya.

Terakhir, ada nama Mauricio Pochettino. Pemilik 20 caps dan 2 gol semasa bermain untuk timnas Argentina ini memang tidak terlalu sukses bersama Espanyol. Namun, namanya lantas melesat pada 2013 bersama Southampton serta membuatnya menjadi salah satu klub yang diperhitungkan di liga Inggris. Ia terbilang berhasil menggapai pencapaian brilian, karena dengan materi pemain yang berkategori ‘standar’, Southampton bisa menampilkan permainan yang atraktif serta seringkali mengalahkan klub-klub yang notabene jauh lebih besar. Barulah pada musim lalu, Pochettino menangani Tottenham Hotspur. Spurs pun dibawanya nangkring di peringkat kedua klasemen akhir di bawah Leicester City serta lolos ke Liga Champions musim ini.

Aktor-aktor Protagonis

Bisa dibayangkan, betapa serunya laga-laga di Liga Inggris nanti, terutama ketika tim-tim papan atas yang dilatih oleh para formulator strategi tersebut di atas saling bentrok. Bandingkanlah dengan Serie A, La Liga ataupun Bundesliga. Serie A praktis hanya memiliki nama Roberto Mancini (pelatih Inter Milan) dan Massimiliano Allegri sang Allenatore Juventus yang bisa dikategorikan teruji prestasinya. Setali tiga uang dengan La Liga dan Bundesliga, di mana bisa dianggap hanya pelatih Barcelona Luis Enrique, Entrenador Atletico Madrid Diego Simeone dan juru taktik anyar Bayern Munich, Carlo Ancelotti yang tergolong jempolan.

Sungguh, Liga Inggris jauh lebih ‘mewah’ dalam hal ini. Tanpa mengesampingkan pelatih klub lainnya, namun pelatih-pelatih tersebut nampaknya akan menjadi aktor-aktor protagonis panasnya atmosfer liga. Tentu liga Inggris tetaplah liga Inggris, yang setiap saat bisa menghadirkan kejutan tak terduga. Klub-klub seperti Everton, Southampton atau Stoke City bisa menjegal kapan saja.

Sekali lagi, bukan melulu soal terangnya sinar bintang para pemain atau cantiknya paras sang dewi fortuna, namun peran pelatih adalah absolut dalam sepakbola. Racikan strategi, kepiawaian memadukan potensi-potensi dan kemampuan menetralisir ego para pemain selalu ditunggu. Tak hanya itu, tak jarang pula para pelatih terlibat dalam perang urat saraf.

Jika dilihat pada daftar di atas, maka sosok Jose Mourinho pantas disebut ‘Rajanya Psywar’. Selama ini, Mou memang dikenal gemar membuat kuping pihak lawan panas membara dengan komentar-komentarnya, terutama pada momen sebelum pertandingan. Tentu kita tidak lupa dengan friksi-friksi yang terjadi antara Mou dengan Wenger, ketika Mourinho menangani Chelsea. Saat itu, liga Inggris nampak seperti ring tinju yang hangat untuk mereka berdua.

Tentu saya paling menunggu duel Manchester United melawan Manchester City musim ini. Layaknya sebuah partai derby, bentrok dua klub sekota senantiasa menghadirkan nuansa panas. Beberapa musim silam, puncak gilanya seorang Mourinho hadir ketika Real Madrid yang ditanganinya bersua Barcelona dalam sebuah partai bertajuk El Clasico. Terpengaruh sengitnya laga, Mou tertangkap kamera ‘mencolok’ mata mendiang Tito Villanova, asisten pelatih Barcelona saat itu yang sekarang menukangi The Citizen, Pep Guardiola.

Pep dan Mou adalah seteru abadi di Spanyol. Rivalitas mereka berdua kini berimigrasi ke Inggris, dan pasti akan membuncah dalam sebuah pertandingan derby. Bukan tak mungkin, akan ada aksi ‘colok’ mata lagi. Yang jelas, mata para pecinta sepakbola pasti akan ‘tercolok’ musim ini. (T)

Tags: Liga Inggrisolahragasepakbola
Ida Bagus Pandit Parastu

Ida Bagus Pandit Parastu

Pelukis agak gila tapi sangat gila sepakbola. Sedang pacaran. Salah satu ilustrator tetap di tatkala.co ini tinggal di Jembrana

Please login to join discussion

MEDIA SOSIAL

  • 3k Fans
  • 41 Followers
  • 1.4k Followers

ADVERTISEMENT

tatkala.co

tatkala.co

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
One of the works of the Undiksha Fine Arts Student Exhibition May 7, 2018 (Picture by Mursal Buyung)
Poetry

Poems by Devy Gita : Out of Nowhere, A Second Then Good Bye

OUT OF NOWHERE Out of nowhere No one to be known Nothing to be shown Guilt to be blown Out...

by Devy Gita
September 8, 2019

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Senjakala

by Satria Aditya
December 7, 2019
Pameran karya Nyoman Erawan, November 2017, Bentara Budaya Bali
Puisi

Puisi-puisi Tuti Dirgha# Luh, Topeng, Tuak

LUH Dados anak luh. Wantah nenten aluh. Saking bobotan,  embas, kayatnain,  kaupakarain, yadiastu nanin prabea ngunuh-ngunuh Risampune anom.Uning masesenengan. Tan ...

March 2, 2019
Esai

Gempuran Obat Herbal, Bagaimana Sikap Kita?

Di tahun delapanpuluhan, saat masih kanak-kanak, merupakan hal rutin keluarga saya di desa membuat loloh atau jamu. Loloh adalah ramuan ...

September 4, 2019
Google
Opini

Invasi Budaya dalam Mitologi Etnik

  BANGSA Minangkabau di Sumatera bagian tengah dan suku bangsa Lamaholot di Adonara, Flores Timur, termasuk di antara suku bangsa ...

February 2, 2018
Ulasan

Ulasan Buku Avianti Armand: Puisi dari Nama-nama Perempuan yang Dihapus

Judul : Perempuan Yang Dihapus Namanya Penulis : Avianti Armand Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Terbit : cetakan pertama ...

February 2, 2018
Rendra Bagus Pamungkas (Foto: Dok Teater Ingsun)
Khas

Rendra Bagus Pamungkas: “Ini yang Anjing dari Teater!”

“INI yang anjing dari teater! Karena banyak orang tersesat dan tidak bisa keluar!” pungkas Rendra Bagus Pamungkas dalam forum Srawung ...

July 15, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Kunjungan siswa sekolah dasar ke ART BALI [Foto: Art Bali]
Kilas

Masih Berlangsung, Pameran Seni Rupa Kontemporer ART • BALI 2019 – “Speculative Memories”

by tatkala
December 6, 2019

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gubernur bagikan air bersih di Nusa Penida
Sumber: nasional.republika.co.id
Opini

Ulangan Sejarah Krisis Air di Nusa Penida

by I Ketut Serawan
December 15, 2019

POPULER

Foto ilustrasi: Mursal Buyung

Semester 7, Masa Tua Mahasiswa, Masa-masa Menakutkan…

February 2, 2018
Danjen Kopassus Mayjen TNI Nyoman Cantiasa dan bapaknya Sastrawan Nengah Tinggen (Foto:Ist)

Cantiasa jadi Danjen Kopassus – Mari Ingat Bapaknya; Sastrawan Nengah Tinggen

January 27, 2019
tatkala.co

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (51) Cerpen (116) Esai (833) Essay (3) Features (3) Fiction (2) Fiksi (2) Khas (229) Kiat (16) Kilas (130) Opini (413) Peristiwa (81) Perjalanan (34) Persona (6) Poetry (2) Puisi (74) Ulasan (259)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In